Cyber Magnet

 

 

Kucoba tuk melawan.... Kucoba 'tuk berontak.....
Kucoba tuk menghindar.... Kucoba tuk lari menjauh.......
Tapiii ahkkk ..... Ku tak mampu...............
Ku tak kuasa melawan............... Ku tak mampu berontak
Ku tak sigap berkelit dan menghindar........ 

Ku tak berdaya 'tuk lari
Sebuah kekuatan raksasa menarikku.............Membuai dan merayuku, membawa sukmaku ke dunia lain...........

yang tak pernah kugapai 

Daya tarik yg begitu kuat semakin menghimbau-himbau
Aku menyerah ... ku bertekuk lutut
Panggilan itu serasa membetot sukmaku  di malam 

yg hening
Tapi aku tak mengeluh, tak jua menyesal, dan tak mau ketinggalan walau sesaatpun serasa kehilangan jika 

aku lewatkan
Aku bahagia ...aku puas ...aku senang ...aku tersenyum ...

dalam mimpi indah ...dalam tidurku yang maya ....

sampai aku terjaga 
dari segala keindahan...ketika ................... 

sang rekening datang menjemputku .

He...he...  sialan kowe ngganggu ajja..

++02020202++

 

 

Belalang 

 

 

Semilir angin menghembus pipi kempot di tegalan,
asap rokok mengepul terasa nikmat dimulut yg kering
ubi rebus dan segelas kopi pahit menemani sinar mentari senja
Pandangan kosong menatap ke depan 
petak-petak menghias hamparan bumi menghijau,
gemerisik gesekan daun padi memperdengarkan simponi kehidupan 
hmmm.. bulan depan desaku panen besar gumamnya
Sang mata tiba-tiba membentur gumpalan awan hitam di ufuk barat
ahhh...hari mau hujan gumam bibir kering
sambil menyedot rokok Jambu Bol 
yg sudah merasuk paru-paru sedari mudanya
awan hitam bergerak mendekat perlahan ke arahnya.
Semakin lama sang awan hitam semakin membesar 
dan bentuknya beralih-alih tak menentu.... 
sang mata mulai tertegun sebab kecepatan awan tak seperti biasa..
Dengung terdengar seperti suara trafo listrik PLN 
yg sering byar-pet...semakin lama semakin kuat.
Sang mata berdelik.. 
Masya allah awan hitam semakin nyata
Ribuan bintik kecil bergerak-gerak 
ahh... jutaan rupanya.., 
semakin dekat semakin ganas ..
Hamparan hijau berubah hijau kecoklatan 
dan sang waktu bergeser dalam hitungan menit.. 
sang awan tadi pun berangsur hilang
Tinggal sang mata terbelalak...
hamparan hijau berganti kuning bayangan panen pun sirna.. 
sang belalang membuyarkan harapan pipi kempot, 
tak bersisa..tak berbekas.. 
runduk padi yg menguning..
daun yg menghijau sirna
tinggal batang yg berdiri tegak..
Sang mata berubah kuyu dan badan hitam legam berdentum
menghempas bumi tak kuat menahan 
kegeraman..kegalauan..ketakutan 
akan masa depan yg sirna dalam hitungan menit..
Oooh alam alangkah kejamnya engkau alam....

Bandarlampung, 04 Mei 2000

++04+04+04+04++