Balada Mang Ucup

 

 

Mang Ucup adalah pegawai rendahan di kelurahan
Isterinya ada 1 anaknya ada 3 orang
Mang Ucup duduk merenung 
Melihat daun beluntas yang biasa dijadikan lalapan

sehari-harinya
Seingatnya hari ini adalah tanggal 10
Dan... diapun sedang siap-siap pergi ke kantornya 

di kelurahan
Pagi tadi isterinya ngamuk minta tambahan uang belanja
Sebab minyak goreng dan garam sudah habis di dapur.
Anaknya yang sulung merengek minta uang buat bayar BP3,
anaknya yg nomer dua minta uang buat beli buku wajib 

oleh gurunya
si kecil tengah bermain di halaman telanjang bulat
Mang Ucup memandang borok di pantat si kecil yang 

nggak sembuh-sembuh karena puskesmas tidak ada obatnya
Teringat dia bon di kantor masih banyak
Sedang gaji bulan ini tinggal separuh buat membayar bon
Beras di rumah tinggal 2 kg lagi, minyak tanah tinggal 

setengah botol lagi
Pemilik warung di seberang rumah kemarin menyodorkan

 utang yg harus dibayarnya bulan lalu
Pemilik gubuk sudah menagih 3 kali sewa petaknya
Mang Ucup memelas sambil berdesah berat nafasnya 

dia terus berfikir:
Adakah untung dari reformasi bagi dirinya
Adakah untung dari kenaikan BBM bagi dirinya
Adakah keuntungan dari kenaikan ongkos Angkot bagi dirinya
Adakah untungnya pemilubebas dan jurdil bagi dirinya
Adakah untungnya pemilihan presiden langsung bagi dirinya
Adakah untungnya program JPS bagi dirinya
Adakah untungnya resuffle kabinet bagi dirinya
Adakah untungnya pengadilan Suharto bagi dirinya
Adakah untungnya pemboman BEJ bagi dirinya
Adakah untungnya kucuran pinjaman IMF bagi dirinya
Adakah untungnya demo yg marak bagi dirinya
Kosong matanya memandang hijaunya daun beluntas
Tak disadarinya si kecil mendekat dan berkata:
" Abah kok nangis ? sakit ya "
Mang Ucup tersentak dan spontan mengusap matanya
dipeluknya sikecil seraya berkata
" Duh.. ujang buah hati abah. Untung ada kamu yang 

menghibur abah ". Di usapnya kepala si bungsu yang dekil.
Terdengar suara menyentak
" Assalamualaikum mang Ucup ini tadi ada lebih nasi uduk dua bungkus,  tadi kami beli buat anak-anak,  tapi mereka rupanya kurang suka nasi uduk , mereka lebih memilih bubur instant, 
kalau mang Ucup mau silahkan ambil nih ".
Rupanya tetangganya Haji Memet baru pulang jogging pagi
"...Wa alaikum salam pak haji aduh terima kasih......."
Mang Ucup pun segera membuka sebungkus nasi uduk
sambil memangku si bungsu dan mereka pun makan bersama.
Tiba-tiba sibungsu pun berkata " Abah nangis lagi?"
Mang Ucup menjawab pendek
"Jang...Untung ada pak haji memet kalau tidak perut kita 

lapar pagi ini..."
Mang Ucup tidak tahu ada berapa banyak orang yg seperti Haji Memet dan ada berapa orang senasib dengannya
Yang dia tahu pagi ini dia kenyang

++03030303++


NB: Mang Ucup adalah sebagian dari 3 juta pegawai negeri rendah di Indonesia yang tidak tersentuh dan tidak akan pernah tersentuh oleh reformasi macam apapun di negeri ini.